Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) adalah suatu metode
pembelajaran kooperatif yang di dalamnya terdapat unsur permainan
akademik atau turnamen untuk mengganti tes individu. Sehingga siswa
tidak merasakan bosan karena ada unsur turnamen. Metode ini merupakan
bagian dari pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Hal
ini dijelaskan oleh Slavin bahwa pembelajaran kooperatif meliputi:
Student Team Achievment Division (STAD), Team Assisted
Individualization, Team Assisted Individualization, Cooperative
Integrated Reading and Composition, Jigsaw, Group Investigation,
Learning Together, Complex Instruction, Structur Dyadic Methods dan Team
Games Tournament.
Oleh karena itu, sebelum membahas lebih lanjut tentang teori
pembelajaran dengan metode Teams Game Tournament, maka akan dibahas
dahulu pembelajaran cooperatif (cooperative learning).
Langkah-langkah metode pembelajaran tipe Team Games Tournament, menurut
Slavin terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu: tahap Presentasi di kelas,
Tim, Game, Turnamen, dan Rekognisi Tim (Robert E. Slavin, 2001:
166-167).
Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka pembelajaran
cooperative learning tipe team games tournament memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Tim
Tim terdiri dari empat, lima siswa atau lebih yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan lainnya. Yang paling sering terjadi pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.
a. Tim
Tim terdiri dari empat, lima siswa atau lebih yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan lainnya. Yang paling sering terjadi pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.
b. Game
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di muka meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili timyang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing (Robert E. Slavin, 2001:144).
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan di muka meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili timyang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing (Robert E. Slavin, 2001:144).
Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari
kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan
dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5, 6 orang siswa
atau lebih, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari
kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta
homogen.
Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah
itu permainan dimulai dengan membagikan kartu-kartu soal untuk bermain
(kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di muka meja sehingga soal dan
kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan
aturan sebagai berikut. Pertama, setiap pemain dalam tiap meja
menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian.
Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi
nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan
membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain.
Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu
untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil
pekerjaannya yang akan ditangapi oleh penantang searah jarum jam.
Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya
diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama
kali memberikan jawaban benar.
Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan
dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis
dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap
peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal,
pemain, dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali-kali
dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama
sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal.
Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan
membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban
pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain
dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan
berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. .
Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan
poin yang diperoleh kepada ketua kelompok. Ketua kelompok memasukkan
poin yang diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah
disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh
kelompoknya.
c. Turnamen
Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada turnamen pertama guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen 3, siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja satu, tiga berikutnya pada meja dua dan seterusnya.
Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada turnamen pertama guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen 3, siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja satu, tiga berikutnya pada meja dua dan seterusnya.
d. Rekognisi Tim
Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh.
Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata-rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh.
Peran guru dalam menciptakan dan mengarahkan kegiatan pembelajaran
sangat dominan sehingga kualitas dan keberhasilan kegiatan pembelajaran
sering bergantung kepada kreatifitas guru dalam memilih dan menerapkan
model pembelajaran. Kreatifitas dan kemampuan dalam pemilihan model
pembelajaran merupakan kemampuan dan keterampilan mendasar yang harus
dimiliki guru. Hal ini didasari asumsi bahwa ketepatan guru dalam
memilih model pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa.
Kepustakaan:
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta, 2005
E. Slavin, Robert. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa media, 2001
Hamruni. Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif-Menyenangkan. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009
Suprijono, Agus. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar, 2009